SUKU BADUY
Suku Baduy atau yang sering dikenal oleh masyarakat sekitar yaitu
Orang Kanekes. Suku baduy sendiri terletak di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar
Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Jika kalian pergi ke Suku Baduy, desa terakhir
yang masih terjangkau oleh kendaraan adalah Desa Ciboleger (Banten). Di desa
ini, apabila kita ingin mengunjungi nya kita hanya bisa memasuki wilayah Baduy
luar saja. Apabila kita ingin masuk ke Baduy dalam, hendak nya melapor terlebih
dahulu ke pimpinan adat setempat atau yang disebut Jaro.
Masyarakat Suku Baduy atau Orang Kanekes secara umum terbagi
menjadi tiga kelompok yaitu, Tangtu, Panamping, dan Dangka.
1.
Kelompok tangtu
Suku Baduy dalam masih terbilang
sangat Primitif, karna disana belum sekali ada kebudayaan luar yang masuk dan alat-alat
yang modern. Ciri khas Baduy dalam adalah memakai pakaian berwarna putih alami
serta memakai ikat kepala biru corak batik dan selalu membawa golok di
pinggang. Pakaian yang mereka kenakan tidak berkancing dan berkerah, tidak juga
beralas kaki. Mereka pergi kemana saja hanya berjalan kaki tanpa alas apapun
dan tidak membawa uang. Sejak kecil mereka tidak sekolah, bahasa yang mereka
gunakan yaitu Sunda Wiwitan tetapi mereka mampu berbicara Bahasa Indonesia. Menurut
leluhurnya atau Kepala Adat (Pu’un), mereka tidak diperbolehkan menggunakan
peralatan dari luar. Jadi bisa dibayangkan mereka hidup tanpa lampu listrik,
uang.
2.
Kelompok Panamping
Masyarakat
Baduy Luar mempunyai ciri khas mengenakan ikat kepala berwarna hitam. Biasanya Baduy
Luar sebagian sudah berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya. Selain itu,
Kebudayaan Luar sebagian sudah mulai masuk ke masyarakat Baduy Luar, seperti
listrik, sekolah.
3.
Kelompok Dangka
Mereka
tinggal di daerah luar wilayah Kanekes, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan
Sirahdayeuh (Cihandam). Kampung Dangka ini berfungsi sebagai buffer zone atas
pengaruh dari kebudayaan luar.
EmoticonEmoticon