Rampak Bedug merupakan seni budaya khas
Banten. Awalnya Rampak bedug ini hanya digunakan atau di dendangkan pada saat
Bulan Suci Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri saja, tapi mungkin
menurut masyarakat Rampak bedug mempunyai alunan bunyi yang khas, maka berubah
lah Rampak bedug menjadi suatu karya seni yang layak jual. Walau dari pencipta
atau pembuat dan juga pemain Rampak bedug itu sendiri di dasari oleh Religious,
tapi para penikmat seni dan seniman-seniman melihat seni rampak bedug sebagai
sebuah karya seni yang alami dan tradisional.
Yang membedakan Rampak Bedug ini dengan
Bedug biasanya yang sering ada di setiap masjid/mushola, bila Bedug biasanya bisa
dilakukan atau dimainkan oleh siapa saja tapi bila Rampak Bedug hanya bisa
dilakukan oleh pemain-pemain professional yang sudah terlatih.
Pada awalnya sekitar tahun 1950-an, melihat
masyarakat yang antusias terhadap budaya Rampak Bedug ini, Kabupaten Pandeglang
mengadakan pertandingan antar kampung. Dengan seiring nya waktu, Rampak Bedug
pun menyebar hingga ke Kabupaten lainnya yang ada di daerah Banten.
Pemain Rampak bedug, mayoritas dari
kalangan laki-laki. Tapi sekarang masyarakat mulai memadukan antara Rampak
Bedug dengan Tarian Tradisional. Jadi peran perempuan sangat diperlukan saat
ini. Biasanya Rampak Bedug ber-anggotakan 10 orang, 5 orang laki-laki dan 5
orang perempuan. Tapi itu optional, biasanya masyarakat memadukan nya lebih dari 10 orang.